"Belum dapat makuwe wak, jadi masak sendiri." Tulis Fadzil. Saat kutanya siapa yang masak sahur dan buka puasa.
Fadzil bin Radzi, pemuda 30 an perantau bujangan asal Malaysia yang kini bermastautin di Sydney Australia.
Saya masih warga Malaysia wak, tulisnya lagi. Agak bimbang kemarin tak jelas informasinya tentang awal puasa. Jadi ikut Malaysia saja, mulai puasa hari Jumat (24/4).
Fadzil, memanggilku uwak, aku lebih tua dari usia abahnya, Mhd Radzi Mustafa seorang Peguam Bela ternama di Kuala Lumpur.
Saat bekpekeran dengan Fadzil Radzi, ke beberapa negara di Asean, Fadzil yang acap menjadi juru bahasaku, maklumlah.
Ia suka berpetualang juga, punya hobby yang sama. Pinter pula.
"Sekarang pukul 9.30 pagi, temperatur 16 derajat, sedang musim autum." Tulisnya lagi.
Sama dengan di Malaysia, tempat awam tutup. Tempat kerjapun banyak yang tutup. Tetapi tempat Fadzil kerja sebulan tutup, sebulan buka. Berganti ganti orang.
"Banyak tak kerja, macam saya lagi sebulan site siap, jadi boleh kerja lagi sebulan."
"Tak kerja gaji tak jalan wak."
Ada bantuan kah. Tanyaku.
"Tak, saya x tau mana nak dapat bantuan sini."
Sini takda kedutaan Malaysia. Di Melbourne ada kot."
Selisih waktu Sydney dengan Jakarta (wibb) sekitar lima jam, matahari lebih dahulu terbit di Sydney.
Lain di Swedia lain di Sydney.
Dengan selisih yang sama yaitu lima jam lebih dulu matahari terbit di Jakarta dengan di Swedia ( arah ke kutub utara sana).
Matahari pula, bersinar lebih lama hampir 19 jam berpuasa di Swedia.
"Yup, tapi oke, disini
Puasa sampai pukul 5.25 petang
Sahur sekitar pukul 5. Dalam 10 sampai 11 jam, wak" . jelas Fadzil lagi.
Sholat Taraweh di rumah saja wak.
Belum cukup duit nak balik wak, ongkos tiket mahal. Riaya ni agak di sini saja dulu. ujarnya lagi.
Iya, selamat menjalankan ibadah puasa ya Dzil, jangan tinggalkan sholat. Cepat dapat jodoh. tulisku padanya.
Semoga corona segera berlalu.
Advertisement
0 Response to "RAMADHAN DI AUSTRALIA "
Post a Comment