Bu Yulia dan Bu Elly Mengunjungi Mahad Said Bin Zaid Batam


Mahad Said Bin Zaid Batam ini sudah berdiri sekitar tujuh tahun yang lalu, terletak di daerah Tembesi Batu Aji Batam. Mahad bekerjasama Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) dengan Muhammadiyah Batam, dalam pengelolaannya. Dan di khususkan kepada mahasiswa asing untuk belajar bahasa Arab dan Study Islam.

Setelah dari Pulau Galang Baru Jembatan enam Barelang hendak pulang ke Batam, kenderaan berputar terlebih dahulu ke kiri setelah belokan baru menuju Muka Kuning.

Saat itu hari Kamis Maret 2017 waktu menunjukkan pukul 12.30 siang, sudah masuk waktu makan, dan waktu untuk shalat Juhur pula. Belokan ke kanan menuju pusat kota melalui Mahad satu komplek dengan lokasi Muhammadiyah Asean. 


Bu Yulia ingin minum air kelapa muda, dan kami rencana makan di warung Padang dan kami pula orang Batam akan shalat Juhur, karena bukan musafir. Kuajak mampir ke Mahad 15 menit saja, rencana kami yang orang Batam shalat di Mahad sekalian mengenalkan para mahasiswa yang belajar disitu.

Benar saja setibanya di asrama Mahasiswa, mereka sedang melaksanakan shalat Juhur, kami pun ikut bersama, Asrama tidak jauh dari kampus hanya berjarak sekitar 10 meter. Kami bersalaman, tidak semua kuingat nama dan asal mereka. Walaupun acap kesana.

Kulihat Bu Yulia sedang berbincang dengan seseorang, ternyata mereka saling kenal, dan memang salah seorang mahasiswa asal Singapura yang belajar disitu, tambah seru terlihat perbincangan karena mereka Jamaah masjid yang sama di SIngapura. "Pak Imbalo Ia ustadz muda yang ngajar anak anak di masjid kami" ujarnya kepadaku

Bu Elly pun berbincang dengan mahasiswa asal Piliphina, menggunakan bahasa Inggris. Tidak semua mahasiswa yang belajar disitu dapat berbahasa Indonesia (Melayu). Seperti dari Piliphina tadi, demikian pula yang dari Kamboja, Vietnam. Sebagian pelajar dari Thailand beberapa orang yang berasal dari Selatan bisa berbahasa melayu logat Patani, tetapi yang ke tengah apalagi ke utara sama sekali tidak bisa.

Bahasa Arablah jadi bahasa pemersatu, seperti kata Mahathir , mahasiswa asal Serawak Malaysia, belajar di Mahad Said Bin Zaid, cepat dapat menguasai bahasa Arab, InsyaAllah dalam waktu tidak berapa lama sudah dapat berkomunikasi sesama Mahasiswa. "Hal ini jarang terjadi di tempat kami" jelas Mahathir.

Bu Elly dan Bu Yulia adalah isteri dari para ekspatriat yang bekerja di SIngapura, mereka dalam satu group sosial acap dan rutin rmembantu bea siswa para pelajar yang ada di Batam. Berulang alik ke Batam kali ini mampir sebentar ke Mahad, ternyata mereka asyik mendengar kisah para mahasiswa dari negara tetangga, yang nantinya akan mengembangkan Islam sebagai Dai di negara nya masing  masing.

Tidak semua mahasiswa yang menuntut ilmu disitu mendapat beasiswa, untuk yang dari Luar Negeri AMCF memberikan uang makan sebesar Rp. 600.000 dan yang berasal dari Kepulauan Riau sebesar Rp. 400.000,- Seemntara beberapa mahasiswa yang dari luar Provinsi Kepaulauan Riau tidak ada bantuan sama sekali. Hal ini kebijakan dari AMCF karena Mahad seperti yang di Batam terdapat di limabelas tempat diseluruh Indonesia. Seperti di Palembang, Medan, Bandung , Jakarta, Surabaya, Makassar Jogjakarta, nah mahasiswa asal tempat itu tadi tidak diberi beasiswa.

Waktu terus berjalan, biasanya selepas shalat dan pulang kuliah mereka masak untuk makan siang, masing masing kelompok terkadang 6 orang ngumpulkan uang dan dimasak bergantian, sesuai selera. Senyum senyum simpul sang ibu ibu itu bagaimana para mahasiswa ini bisa makan dalam satu bulan dengan uang sebegitu. apalagi yang tidak dapat sama sekali bantuan.

Sudah hampir satu jam kami berbincang, padahal tadinya hanya sekedar hendak numpang shalat saja. Kulihat bu Yulia berbisik kepada Bu Elly, dan mereka sepakat membeli nasi bungkus untuk seluruh mahasiswa yang berada disitu, dan tengah hari itu tidak usah masak.

Jadilah kami makan bersama diteras panjang asrama, asrama itu tidak berpagar, ayam tetangga berkeliaran, sebagian kotorannya berserakan diatas lantai teras.
Setelah makan perjalanan kami teruskan ke Kabil, mengunjungi tempat yang lain lagi. Bu Yulia dan Bu Elly berjanji akan membantu memberikan beasiswa  kepada yang belum dapat, dan membelikan ratusan kilo beras berikut gula, teh dan kopi, serta bawang dan bumbu masak lainnya. Kulihat ada juga telur ayam minyak goreng. Dan beberapa bungkus besar deterjen untuk membersihkan lantai dari kotoran ayam.

Terimakasih Bu Elly dan Bu Yulia, semoga sering sering datang ke tempat kami.



     

Advertisement

0 Response to "Bu Yulia dan Bu Elly Mengunjungi Mahad Said Bin Zaid Batam"

Post a Comment