Salam Ala Srlanka : Apa Kabar

Keluarga asal Indonesia generasi kelima

Mulai dari menginjakkan kaki di ruang kedatangan airport Bandaranike Colombo Srilanka, mata orang-orang terus tertuju kepada kami.
Kami ber-empat 31 Agustus 2017 lalu ke Negeri mayoritas Budhis itu, sebagian besar penduduk Srilanka berasar dari India Selatan, Tamil dan berbahasa Singhala. Hidung mancung kulit rada gelap, perawakan tinggi nyaris melihat lelaki orang Srilanka berbadan gendut.
Kalaupun gemuk ya seperti Tony Fernandez pemilik Air Asia yang bapaknya orang Srilanka itu.

Tiga orang teman dari Malaysia saya sendiri dari Indonesia, ke-empatnya kami memakai kopiah putih dan berjanggut meskipun tidak selebat orang Srilanka. Hampir semua lelaki Srilanka berjanggut dan bercambang lebat.
Masjid Merah di Colombo

Penduduk Srilanka sekitar 27 juta orang data resmi menyebutkan sekitar 10 persen adalah muslim. Ada yang menyebutkan 20 persen. Membedakan lelaki muslim di Srilanka terlihat dari kopiah yang dipakainya. Demikian juga dengan yang perempuan, pakaian Sarinya tidak terbuka pundaknya, terkadang tudung panjang senada dengan baju yang dipakai masih terlihat rambut depannya. Meskipun ada yang memakai burka.

Dari sekian juta muslim di Srilanka ada puluhan ribu keluarga berasal dari Melayu, seperti dari Semenanjung Malaya waktu itu, Sementara dimasa penjajahan Belanda di Indonesia VOC membawa orang-orang Jawa kesana, sebagai tentara. Mereka ditempatkan di satu kawasan dekat Danau yang hingga kini terkenal dengan Slave Island. Sekarang sudah generasi yang keenam mereka disana.

"Melayu, Apa Kabar" itulah kata pertama yang mereka ucapkan kepada kita sembari menjulurkan tangannya bersalaman,  Dan hanya itu saja yang bisa mereka ucapkan kata kata lain terasa aneh terdengar ditelinga kita.
Uluran tangan bersalaman dan "Apa Kabar" itu dihari pertama idul Adha yang sebagian Islam di Srilanka melaksanakannya ratusan orang tak henti henti mengucapkan Apa Kabar dan bersalaman.
Sebagian ada yang bercerita pernah ke Indonesia ikut Jamaah Tablig dan ada yang bekerja di Malaysia.

Banyak turis wisatawan antara bangsa datang kesana yang postur tubuhnya seperti orang Indonesia, seperti dari Cina, Jepang, Korea tetapi yang membedakan ya itu tadi mereka tidak memakai kopiah seperti kami. Hidung pesak "mata kecil" kata Asmoni teman di Colombo mengatakan mata sipit.
Semua jamaah ingin bersalaman terlihat senang betul mereka dengan orang Islam terutama dari Indonesia.

Berjalan berpapasan dijalanan saudara Muslim Srilanka itu datang menghampiri dan bersalaman dan menanyakan apa kabar. Sewaktu kami di Kandy dari mulai turun kenderaan menuju masjid hendak sholat dan selesai sholat menuju rumah makan tak henti hentinya orang minta bersalaman dan sekadar menanykan Apa Kabar.
Begitu pula sewaktu tanggal 02 September 2017 kami menghadiri sholat Idul Adha di Batticola Srilanka (Idul Adha di Srilanka versi Pemerintah Srilanka Tanggal 02 September 2017) kalau tidak cepat cepat menghindar semua ingin menanyakan kabar dan bersalaman.

Islam di Srilanka Alhamdulillah cukup berkembang sejak tahun 2009 lalu setelah Macan Tamil memberontak terhadap Pemerintah Srilanka dapat dikalahkan, adalah juga termasuk bantuan dari Komunitas Muslim Srilanka sangat berperan, terutamanya saat Muslim Jaffna di utara Srilanka dusir.
Masjid masjid bersih rapi baru direnovasi ada diseluruh provinsi Srilanka. Nasib mereka meskipun minoritas tidak seperti saudara kita Muslim di Burma.    
  

  

Advertisement

0 Response to "Salam Ala Srlanka : Apa Kabar"

Post a Comment